Kamis, 15 November 2012

Dikenang karenamu

KAMINAAAAAAA

Manusia ingin meninggalkan sesuatu yang baik bagi dunia. Mungkin menjadi seorang pahlawan atau menjadi seorang yang berpengaruh di dunia, atau mungkin menjadi seseorang yang dapat mengubah dunia itu sendiri. Tapi apakah mungkin kita bisa menjadi orang yang kita kenang seolah 'orang itu kembali hidup'?


Sebut saja dia K.

Mungkin di antara orang yang pernah kita temui, ia memiliki karisma yang sangat tinggi dan kemampuan yang kuat sehingga banyak orang yang loyal terhadapnya. Sikapnya yang mungkin terlihat dari luar kekanakan tapi di dalam memancarkan sinar kebijaksanaan. Terlebih lagi, ia mampu untuk bersosialisasi dan kuat baik fisik mau pun mental. Tipe pemimpin yang sangat ideal.

Bagi orang yang merasa kagum terhadap dia, pasti ada terpikir 'apakah aku bisa menjadi seperti dia' atau 'kapan aku bisa sehebat dia'. Akhirnya kita mulai untuk berperilaku seperti dia, bersikap seperti dia, dan hal-hal kecil yang ada di dia kita imitasi. Sehingga tak sadar kita sudah menjadi 'kloning' dari idola kita itu dan justru menjadi korban dari penghapusan identitas diri sendiri.


Bagi penikmat karya lawas mungkin mengenal gadis di atas ini. Dan mungkin sedikit dari penontonnya yang mengetahui bahwa wajah aslinya seperti ini.



Ya, dia adalah salah satu contoh yang dimaksud. Hanya karena suaranya mirip dan ia sangat mengidolakan sang diva Lacus Clyne, Meer Campbell rela untuk melepas dirinya sendiri hanya agar memiliki impian untuk bisa bersanding seperti idolanya.

Tapi pengorbanannya bukan sekedar materi, melainkan harga diri dan identitas. Contoh nyata membuktikan bahwa Meer Campbell yang kita kenal tidak lebih dari 'imitasi Lacus Clyne' yang cukup dihujat di dunia otaku. Bahkan di universe-nya sendiri ia tidak diterima sebagai Meer Campbell apa adanya. Bukankah itu lebih merugikan dibandingkan uang yang kita habiskan untuk bisa menjadi sama seperti idola kita?

Tentunya Meer adalah kasus langka yang berakhir tragis karena mengidolakan seseorang sehingga kehilangan jati diri. Namun, tidak sedikit pula orang yang mulai melepaskan identitas diri dan hidupnya agar bisa mendapatkan apa yang idolanya dapatkan. Tidak salah ketika kita mengikuti jejak idola kita untuk mengubah hidup kita ke arah yang lebih baik. Namun kita sering menyalahartikan mengubah kekurangan diri kita untuk mendapatkan hidup yang lebih baik dengan mengubah mutlak diri kita tanpa meninggalkan 'siapa diri kita sesungguhnya'. Hal ini sering terjadi bagi orang yang mengalami krisis jati diri.

Sekarang, kembali kepada pilihan kita. Apakah kita mau menjadi orang yang dikenang karena diri kita apa adanya atau menjadi orang yang dikenang karena orang lain, itu adalah dua pilihan yang mulanya serupa tapi sebenarnya sangat berbeda. Identitas diri membuat setiap orang unik dan berbeda. Memang tidak semua orang dapat dikenang oleh banyak orang di muka bumi ini dan tidak semua orang berambisi seperti itu.

Seharusnya kita bersyukur karena identitas diri kita unik. Segala kekurangan dan kelebihan kita adalah pemberian Tuhan. Ketika kita ingin mengubah identitas kita menjadi sama seperti orang lain, maka kita melepaskan keunikan kita dan sejujurnya akan terjadi kehambaran dalam hidup kita. Tidak ada lagi keunikan yang hadir dalam hidup kita. Namun begitu, hidup kita tidak akan bertumbuh jika kita tidak mengubah sesuatu yang memang seharusnya bisa diubah ke arah yang lebih baik. Just be yourself, keep on the flow, and people will see you.

At last, tetaplah bertumbuh dan jadilah diri sendiri yang benar-benar unik di mata dunia agar kamu dikenang karena dirimu.

2 komentar:

  1. Blog bagus gini kok ga ada pembacanya sih?

    Btw setuju banget dengan isi artikel di atas. Better to be hated for what we are than to be loved for what we are not...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin karena kurang promosi hahaha
      *penulisnya masih sibuk kegiatan yang lain*, semoga bisa lebih sering update lagi untuk ke depannya.

      Yup, karena apa yg sudah diberikan kepada kita, itulah yang harus kita jaga dan hargai :)

      Terima kasih sudah mau membaca!

      Hapus