Rabu, 14 November 2012

Nanti!

Salah satu hal yang membuat manusia unik adalah kebiasaan untuk mengatakan 'nanti' atau menunda segala yang kita lakukan. Contoh ini benar-benar direpresentasikan pada Nobita setiap kali dia disuruh ibunya.

'....it's not my fault I was born like this!'

Kadang kita berpikir : kenapa aku semalas ini?
Padahal malas itu sebenarnya bukan salah kita, loh.


Kadang-kadang banyak hal yang membuat kita berkata 'nanti'. Kalau diklasifikasikan, bisa berarti :
  • Ada pekerjaan yang lebih penting
  • Membutuhkan istirahat yang banyak
  • Pekerjaan itu tidak menarik
  • Malas
Tapi ya, saya tidak perlu membuat poin-poin di atas kalau memang sebenarnya poin utama dari kata 'nanti' adalah nomor 4.

Seseorang pernah mengatakan kalau kata 'nanti' berarti jawaban mutlak untuk tidak melakukan pekerjaan tersebut. Nyatanya, banyak orang yang masih bersikeras untuk memaksa orang yang bersangkutan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Ironi, bukan?

Mungkin alasan 'malas' menjadi alasan yang sangat klise di dunia, terutama untuk remaja. Apa yang membuat mereka malas bukanlah masalah tidak tertarik dengan pekerjaan tersebut, melainkan ada pekerjaan yang lebih menarik yang sebenarnya tidak terlalu penting untuk dikerjakan (contoh sederhana : tidur). Kalau kita memakai contoh Nobita, apa yang dia gemari adalah tidur siang. Menurut penelitian memang benar bahwa tidur siang baik untuk kesehatan, tapi kalau menelantarkan pekerjaan yang sesungguhnya penting juga salah, bukan?

Pepatah mengatakan "orang malas lebih bodoh daripada sapi. Mereka lebih butuh cambukan daripada kata-kata". Apa kita perlu 'pistol kerja segera' dari Doraemon agar kita segera mengerjakan hal-hal yang lebih baik dikerjakan sekarang? Tentunya kita bukan hewan yang perlu cambukan atau amukan penuh amarah untuk memulai sebuah pekerjaan. Manusia memiliki akal budi untuk bisa membedakan pekerjaan mana yang penting.

Saya teringat akan sebuah komik lama yang saya lupa judulnya. Kurang lebih kisahnya adalah seorang anak perempuan yang mendarahdagingkan kemalasan dalam hidupnya. Namun, karena 'kemalasan'-nya, ia mampu memiliki kemampuan untuk dapat mengerjakan segala sesuatu dengan baik agar ia bisa mendapatkan kenikmatannya untuk bermalas-malasan. Salah satu kutipan yang pernah saya ingat adalah "aku tidak mau pekerjaan-pekerjaan itu merebut kemalasanku, karena itu aku ingin mengerjakan pekerjaan itu sebaiknya."

Bill Gates sendiri pernah berkata "saya lebih baik memilih orang yang pemalas karena mereka memiliki kemampuan untuk menemukan cara agar bisa mengerjakan pekerjaan itu sebaik mungkin agar ia bisa bermalas-malasan". Mindset seperti ini yang harus diubah. Manusia tidak akan terhindarkan dari sifat atau sikap 'malas'. Bukan salahmu ketika kamu menjadi orang yang bisa malas. Namun yang membedakan adalah kemampuan mereka untuk menanggapi kemalasan mereka tersebut. Orang yang sukses adalah orang yang bisa memanfaatkan 'kemalasan' tersebut untuk menjadi lebih baik, sementara kebalikannya adalah orang yang berhasil dikuasai oleh 'kemalasan'-nya.

'you should...read it in red text - YOU SHOULD '

Nah, apakah kita mau tetap jadi orang yang memelihara kemalasan kita sehingga hidup hanya untuk malas atau jadi orang yang dapat menguasai kemalasan kita sehingga kita mampu memeliharanya? Saya lebih menyarankan untuk memelihara kemalasanmu dengan berusaha mengerjakan segalanya dengan baik agar bisa bermalas-malasan. Dengan singkat : buang kata "nanti" !

Selamat hidup malas dengan mengerjakan segala hal yang bisa dilakukan~

1 komentar: