Senin, 06 Juni 2011

Hidup Damai dan Harmonis


betapa harmoninya keluarga, ups--

Saat saya pergi ke gereja, saya merasakan suatu hal yang menarik dari minggu-minggu sebelumnya.

Saya naik angkot dengan jalur seperti biasa dan berjalan seperti biasa. Saya pakai baju yang bagus ke gereja dan membawa tas yang sama. Yang berbeda adalah suasana yang saya temukan ketika sampai di angkot.
Ketika saya sedang berencana memakai iPod untuk mengisi waktu luang, angkot yang saya tumpangi tiba-tiba diserbu oleh sekelompok ibu-ibu yang sepertinya tinggalnya berdekatan dan ingin pergi ke suatu pesta (terlihat dari bajunya yang bagus-bagus). Terus, sampai di dekat kawasan monumen depan Universtas Padjajaran, saya melihat seorang ibu yang membawa anak kecil dan bayi di gendongannya mau masuk ke angkot itu juga. Yang indah adalah ketika ibu-ibu tersebut menolong sang anak kecil yang hampir oleng ketika naik ke angkot dan juga menolong ibu muda tersebut.

Salah seorang ibu dari kelompok ibu-ibu itu kemudian pindah ke posisi sebelah posisiku dan ia pun tersenyum ke aku, "rame ya dek. Mau ke mana?"
"Mau ke gereja, bu."
"Oh begitu, pantesan bajunya bagus hehehe. Banyak orang yang ke gereja ya hari minggu."
"Iya, bu, udah kewajiban.."

Setelah kelompok ibu-ibu tersebut pamit keluar dari angkot dan turun, tinggallah aku dan ibu muda beserta kedua anaknya yang duduk agak di pojokan. Aku yang penasaran karena bayi yang digendongnya itu terasa 'menggoda' sekali untuk ditoel-toel, akhirnya saya datang mendekati ibu muda itu. Sementara si anak kecil sedang enaknya melihat mobil dari jendela, aku pun senyum dengan mata berbicara 'minta izin toel-toel donk anaknya, lucu'.

"Mau ke gasibu, neng?", kata ibu itu ketika aku sedang mainin jariku yang kemudian digenggam oleh sang bayi dengan kencang.

"Nggak bu, mau ke Jl.Lombok."
"Ooh--", senyumnya, "kirain mau ke arah gasibu, anak muda kan biasanya olahraga dulu di kawasan sebelah sana"

"Hehe, saya nggak biasa, teh", balasku, "teteh mau ke mana ini?"
"Ke mesjid, ada pengajian. Nih si kakak udah bisa ampe juz 2", katanya sambil mengajak anaknya ngobrol. Sungguh senang melihat mereka bisa dengan giatnya memupuk iman tanpa mengenal waktu. Padahal waktu itu masih pagi, loh.

Karena tujuannya lebih dekat dari tujuanku, ibu itu pun duluan beserta anaknya. Aku pun juga turun karena tujuanku sudah sampai. Tukang angkotnya pun dengan ramah ngobrol ke aku, "kirain neng mau agak jauh perginya hehehe, hati-hati di jalan yang neng, semoga ibadahnya lancar."

---

Aku kayak melihat sisi lain dari Bandung. Pertamanya aku memang harus memupuk kesabaran karena nggak semua orang ramah dan mengerti segala keadaan. Tapi aku merasakan seperti hari minggu adalah hari kedamaian.

Aku pun selama hari itu terus tersenyum. Aku seperti merasakan Tuhan benar-benar memberkatiku hari itu. Mungkin kalian juga kalau kalian terus merasakan dan memupuk rasa damai itu.

Gimana ga bahagia kalau orang lain juga bahagia? Saling mengerti satu sama lain dan berbagi, itulah yang diharapkan. Untung waktu itu aku ga nyantolin iPod cepat-cepat, hehehe.

2 komentar:

  1. sudah jarang sekali saya melihat di internet orang yg tidak menyebarkan kebencian dalam hal perbedaan....
    syukurlah, ternyata orang seperti itu masih ada di dunia yg luas ini.....

    BalasHapus
    Balasan
    1. kalau begitu, budayakan kedamaian itu dalam internet :) terima kasih sudah membaca :)

      Hapus