Selasa, 07 Juni 2011

Karena kamu muda



Ketika aku masih SD, aku suka diajak orang tua untuk diizinkan ke rapat atau acara perkumpulan yang mereka datangi, tidak terkecuali acara bercengkrama mereka. Suatu ketika, aku ditanyai sama seorang teman ayahku tentang pendapatku mengenai permasalahan anak terhadap internet dan obsesi mereka terhadap hal tertentu yang marak terjadi akhir-akhir ini. Tentunya aku yang masih SD masih memberikan jawaban yang polos dan tentunya akan dihiraukan mereka yang lebih berpengalaman. Tapi yang menarik dari responnya adalah “karena dia muda, kami harus menghargai pendapat kamu.”


Tokoh terkenal, Soekarno pernah mengatakan “berikan aku 10 pemuda, maka akan kuubah dunia”

Penginjil tersohor sepanjang masa, Paulus, pernah menasihati anak didiknya yang paling muda,  Timotius, “Janganlah seorang menganggap engkau rendah karena engkau muda”

Kenyataan cukup membuktikan bahwa orang sukses menunjukkan kontribusi cemerlangnya bagi dunia di usia 20-an

Orangtua mengaku masa mudanya membuat dia panjang umur dan mengharapkan kecemerlangan anak muda bagi keturunannya

, dan banyak pula bukti yang cukup meyakinkan bahwa kita jangan pernah meremehkan masa muda.

Saat ini, anak muda seringkali diremehkan oleh orang-orang dewasa karena sikapnya yang masih digolongkan polos dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Memang benar kalau orang muda tidak memiliki pengalaman sebanyak orangtua dan masih perlu belajar banyak. Walau begitu, bukan karena alasan itu kita harus merendahkan diri dan mundur dari eksistensi kita. Justru saat kita masih berusia produktif, itulah saat kita untuk menunjukkan bahwa kita berguna bagi orang lain. Pertumbuhan akan mulai menurun ketika kita sudah berada di usia 30an, apakah kita akan mengisi hari-hari muda kita dengan pekerjaan yang tidak ada hasil berarti dan melewatinya begitu saja?

Tentu saja tidak.

Kita tidak bisa memungkiri kalau anak muda saat ini sudah memiliki obsesi yang tidak kalah dibandingkan anak muda zaman orangtua kita. Perbedaannya hanyalah cara anak muda yang belum bisa mempertanggungjawabkan obsesi itu. Hal ini yang mungkin membuat kita diremehkan. Jangan sampai kita dilecehkan karena kita masih muda, tapi kalau kita menerima perlakuan seperti itu tetap percaya dan menghormati orang tersebut. Kemudian, tetaplah berjalan pada jalan yang kamu percayai, tentunya diselingi dengan doa dan pasti berhasil. Begitu pula orangtua yang seharusnya menghargai pendapat anak muda, yang tentunya harus selektif dan objektif demi kebaikan bersama.

Tersenyumlah, dunia justru ada karena kamu muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar